Sabtu, 15/Mar/2025         radarborneo13@gmail.com

FOTO: Ketua Pimpinan Wilayah GP Ansor Kalsel, Gusti Taufik Hidayat

Waspada Kebangkitan HTI, GP Ansor Kalsel Berharap Aparat Bertindak Tegas

Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kalsel mengimbau kepada semua pihak untuk waspada terhadap kebangkitan Organisasi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di Bumi Lambung Mangkurat.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Ketua Pimpinan Wilayah GP Ansor Kalsel, Gusti Taufik Hidayat usai mengetahui adanya aksi massa dengan menggunakan simbol HTI pada beberapa waktu lalu di depan Masjid Raya Sabilal Muhtadin, Kota Banjarmasin.

“HTI secara resmi telah dibubarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia pada 19 Juli 2017. Tentunya segala sesuatu yang terkait dengan mereka juga berstatus terlarang,” ujarnya, Rabu (05/03/2025).

Gusti juga menyayangkan pihak keamanan yang terkesan membiarkan munculnya simbol organisasi terlarang tersebut pada aksi long march yang diinisiasi oleh Forum Solidaritas Muslim Banua Peduli Palestina.

“Tentunya untuk kegiatan yang mengumpulkan massa seperti itu memerlukan izin dari aparat. Pertanyaannya apakah izin yang diajukan sesuai dengan praktik kegiatan? Kalau tidak, kemana pihak keamanan saat itu?” ucapnya.

Menurutnya, ideologi khilafah yang diusung oleh HTI selama ini bertentangan dengan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Kami tidak mempermasalahkan aksi untuk saudara muslim kita yang sedang terzolimi. Fokus kami ada di simbol organisasi terlarang tersebut yang kenapa bisa kembali muncul dan terkesan dibiarkan begitu saja,” tegasnya.

Tidak hanya itu, Gusti meminta pemerintah khususnya kepolisian agar bertindak tegas apabila dikemudian hari terdapat kejadian serupa.

“Karakter masyarakat Kalsel yang terkenal memiliki jiwa sosial tinggi, jangan sampai ditunggangi atau dimanfaatkan untuk kepentingan terselebung mereka,” katanya.

Selain itu ia menambahkan, bahwa sudah memerintahkan jajaran pengurus Ansor-Banser di Kalsel. Untuk siap siaga dengan munculnya kembali gerakan dari organisasi terlarang tersebut.

“Bagi kami NKRI harga mati,” tutupnya.